Perusahaan Bisnis Startup
Kembali melihat ke
belakang, ternyata penggunaan istilah startup pada hal-hal yang berhubungan
dengan teknologi, website, internet, dan lainnya, terjadi dikarenakan istilah
Startup sendiri mulai popular secara internasional pada masa buble dot-com.
Lalu apa lagi buble
dot-com itu? Fenomena buble dot-com adalah ketika pada
periode tersebut (1998-2000) banyak perusahaan dot-com didirikan secara
bersamaan. Pada masa itu sedang gencar-gencarnya perusahaan membuka
website pribadinya.
Semakin banyak orang
yang mengenal internet sebagai ladang baru untuk memulai bisnisnya. Dan waktu
itu pula lah, Startup lahir dan berkembang.
Namun menurut Ronald
Widha dari TemanMacet.com, Startup tidak hanya perusahaan baru yang bersentuhan
dengan teknologi, dunia maya, aplikasi atau produk tetapi bisa juga mengenai
jasa dan gerakan ekonomi rakyat akar rumput yang bisa mandiri tanpa bantuan
korporasi-korporasi yang lebih besar dan mapan.
Setelah berputar-putar
mencari informasi tentang Startup lewat bantuan mbah Google,
ada informasi mengenai karakteristik dari sebuah perusahaan yang dapat di
golongkan sebuah stratup. Beberapa karakteristik perusahaan Startup tersebut
diantaranya:
·
Usia perusahaan kurang dari 3 tahun
·
Jumlah pegawai kurang dari 20 orang
·
Pendapatan kurang dari $100.000/tahun
·
Masih dalam tahap berkembang
·
Produk yang di buat berupa aplikasi
dalam bentuk teknologi
·
Beroprasi dalam bidang teknologi
·
Biasanya beroprasi melalu website
Dari
karakteristik tersebut mungkin nampak bahwa stratup lebih condong ke perusahaan
yang bergerak di bidang teknologi dan web. Namun faktanya memang seperti itu,
kini perkembangan perusahaan yang lazim dilabeli nama Stratup adalah perusahaan
yang berkenaan dengan bidang teknologi dan online.
Perkembangan Bisnis Startup di
Indonesia
Perkembangan bisnis
Startup di Indonesia bisa dikatakan cukup pesat dan menggembirakan. Setiap
tahun bahkan setiap bulan banyak founder (pemilik) Startup
baru bermunculan. Menurut dailysocial.net, sekarang ini terdapat
setidaknya lebih dari 1500 Startup lokal yang ada di Indonesia. Potensi
pengguna internet Indonesia yang semakin naik dari tahun ke tahun tentunya
merupakan suatu lahan basah untuk mendirikan sebuah Startup.
Berdasarkan beberapa
riset, pada tahun 2013 saja diperkirakan pengguna internet di Indonesia
mencapai 70 juta orang, bisa dibayangkan berapa jumlah user internet Indonesia
beberapa tahun kedepan. Selain itu daya beli masyarakat yang meningkat seiring
dengan naiknya pendapatan perkapita masyarakat negeri ini ikut mempengaruhi
perkembangan industri digital.
Menurut Rama Mamuaya,
CEO dailysocial.net, Startup di Indonesia digolongkan dalam tiga kelompok
yaitu;
1.
Startup pencipta game
2.
Startup aplikasi edukasi
3.
Startup perdagangan seperti e-commerce dan informasi.
Menurutnya Startup
game dan aplikasi edukasi punya pasar yang potensial dan terbuka di Indonesia.
Hal ini dikarenakan proses pembuatan game dan aplikasi edukasi relatif mudah.
Dengan berkembangnya
media sosial dan smartphone, pasar untuk mobile game dan social game semakin
besar. Sementara itu untuk aplikasi atau website yang bergerak di bidang e-commerce dan
informasi, Rama menilai tantangan e-commerce di Indonesia
masih cukup besar dikarenakan masih minimnya penggunaan kartu kredit. Namun
untuk yang berbau informasi atau berita berbagai tema, perkembangannya justru
jauh lebih pesat lagi.
Di Indonesia sekarang
ini telah banyak berdiri komunitas founder-founder Startup, diantaranya adalah;
- Bandung Digital Valley
(bandungdigitalvalley.com)
- Jogja Digital Valley
(jogjadigitalvalley.com)
- Ikitas (www.ikitas.com)
Inkubator Bisnis di Semarang
- Stasion (stasion.org) wadah
bagi Startup lokal kota Malang
- Dan masih banyak lagi yang
lainnya
Membimbing bahkan
untuk menjaring investor. Para founder dapat pula mengikuti kompetisi yang
diadakan oleh beberapa perusahaan seperti Telkom untuk menjadi investor mereka.
Hal yang paling utama
untuk mendirikan Startup adalah tim yang solid, karena dengan adanya tim yang
solid bisa memunculkan ide-ide baru yang kreatif dan inovatif. Dengan ide dan
eksekusi yang tepat, tentunya para founder tidak akan kesulitan menarik minat
masyarakat maupun mencari investor.
Perusahaan Bisnis Unicorn
Unicorn adalah gelar yang diberikan pada suatu startup yang
memiliki nilai valuasi (nilai dari suatu startup, bukan sekedar pendanaan yang
diraih dari investor) lebih dari 1 miliar dolar AS. Istilah Unicorn diambil
dari spesies kuda mitologi yang memiliki tanduk tunggal di kepala. Unicorn,
dalam pemberian gelarnya pada suatu startup, merepresentasikan status si kuda
dongeng itu sendiri: langka dan mustahil atau sulit dicapai. Istilah ini
pertama kali diperkenalkan investor pendiri Cowboy Ventures, Aileen Lee, dalam
artkelnya “Welcome to The Unicorn Club” yang terbit di Techcrunch tahun 2013.
Sejak terciptanya istilah tersebut, Lee telah
mengidentifikasi 39 startup yang berstatus Unicorn dan menurutnya akan
bertambah empat startup unicorn setiap tahunnya. Namun, ternyata sampai tahun
ini sudah ada sekitar 300 lebih Unicorn di dunia. Di Indonesia sendiri terdapat
empat perusahaan startup unicorn. Yaitu:
·
Gojek dengan valuasi sebesar 9,5 miliar dollar
·
Tokopedia (7 miliar dolar)
·
Traveloka (4,1 miliar dolar)
·
Bukalapak
(1 miliar dolar).
Dengan semakin banyaknya perusahaan rintisan dan investasi
dalam angka valuasi 1 miliar dolar ini membuat investor senang untuk memberikan
dana lebih ke perusahaan–perusahaan rintisan tersebut. Hal ini dikarenakan
angka 1 miliar dolar sudah menjadi hal yang biasa dalam dunia startup.
Perusahaan Bisnis Decacorn
Tidak sedikit perusahaan yang kemudian terus
mengembangkan perusahaannya dan naik kelas mencapai tingkatan yang lebih
tinggi, yakni decacorn.
Dalam tingkatan ini,
artinya perusahaan startup sudah
mencapai nilai valuasi lebih dari US$10 miliar.
Dari 300 startup unicorn yang ada di dunia, ada 15 startup unicorn yang telah naik tingkat menjadi decacorn.
Untuk startup di Indonesia, sudah ada satu startup yang siap menjadi startupdecacorn, yaitu Go-Jek. Dengan pendanaan
terbarunya dari Google, Tencent dan JD.com, valuasi Go-Jek saat ini mencapai
US$9,5 miliar.
Menteri Komunikasi
dan Informatika Rudiantara juga mengungkapkan soal hal ini per bulan Desember
lalu bahwa tinggal satu ronde transaksi (pendanaan) lagi maka Go-Jek akan
menjadi decacorn.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar